Pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional merupakan suatau
produk pelayanan kesehatan yang strategis karena berdampak positif
terhadap tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.
Tanaman obat dapat memberikan nilai tambah apabila diolah lebih
lanjut menjadi berbagai jenis produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah
menjadi berbagai macam produk seperti simplisia (rajangan), serbuk,
minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen,
kapsul maupun tablet.
Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat
yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah
dikeringkan. Permintaan bahanbaku simplisia sebagai bahan baku
obat-obatan semakin meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain
itu, efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit
lebih kecil dibandingkan obat sintetis.
Proses pembuatan simplisia diperlukan beberapa tahapan yaitu
pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencuciab, perajangan,
pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan. Agar simplisia
memiliki mutu dan ketahanan kualitas yang baik, selain proses
pengumpulan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan dan
sortasi kering, juga perlu diperhatikan proses pengepakan dan
penyimpanan karena sangat berpengaruh pada kandungan kadar zat aktif
dalam simplisia.
Dringo (Acorus calamus L), nama tumbuhan ini mungkin jarang
kita dengar. Tapi, sebetulnya bentuk tanaman ini tidak seasing namanya.
Jika kita perhatikan dengan seksama, hampir dapat dipastikan orang akan
langsung mengenalnya sebagai tanaman yang sering terdapat di halaman
rumah atau di lingkungan sekitar, karena sering digunakan sebagai
tanaman obat.
Dringo biasanya digunakan sebagai bahan pewangi, insektisida,
karminativa (Mengeluarkan angin dari dalam tubuh, dan demam nifas.
Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama
memanfaatkan Dringo sebagai salah satu tanaman obat mendorong kami untuk
mengolah Dringo tersebut menjadi simplisia yang berkhasiat serta
mengidentifikasi kandungan zat apa yang terdapat dalam simplisia Dringo
atau disebut Calamus Rhizoma tersebut sehingga dapat dimanfaatkan
sebagai bahan obat dikemudian hari.
1.2 Rumusan Masalah
Ada pun yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:
Apakah yang dimaksud dengan Simplisia?
Apakah Acorus Calamus itu dan apa manfaatnya?
Bagaimana cara membuat simplisia Calami Rhizoma/Dringo?
1.3 Tujuan
Ada pun tujuan pembuatan makalah ini, antara lain:
Untuk mengetahui yang dimaksud dengan simplisia.
Untuk mengetahui Acorus Calamus dan pemanfaatannya.
Untuk mengetahui cara pembuatan simplisia Calami Rhizoma/Dringo.
1.4 Manfaat
Ada pun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini, antara lain:
Dapat mengetahui yang dimaksud dengan simplisia.
Dapat mengetahui Acorus Calamus dan manfaatnya.
Dapat mengetahui cara pembuatan simplisia Calami Rhizoma/Dringo.
BAB II
Pembahasan
2.1 Simplisia
Sebelum kita mengetahui apa itu Acorus Calamus ada baiknya kita
mengetahui, Apakah simplisia itu? Simplisia adalah bahan alamiah yang
dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga,
kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia
di bagi menjadi 3, yakni simplisia Nabati, Hewani, dan Mineral. Ada pun
macam-macam simplisia, antara lain:
1. Rimpang (rhizome)
Rimpang merupakan batanf dan daun yang terdapat di dalam tanah,
bercabang-cabang, dan tumbuh tunas yang muncul ke atas tanah dan menjadi
tumbuhan baru. Kunyit dan Jahe merupakan salah satu contoh jenis
rimpang yang biasa dijadikan simplisia.
2. Akar (radix)
Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya
terdapat dalam tanah. Tugas akar selain memperkuat tegaknya tumbuhan,
menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kadang-kadang juga
sebagai tempat menimbun makanan. Menurut bentuknya, dibedakan 2 macam
akar yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang hanya terdapat
pada tumbuhan yang ditanam dari biji. Akar untuk simplisia bisa dari
tanaman rumput, perdu, atau tanaman berkayu keras. simplisia akar
dikumpulkan ketika proses pertumbuhannya terhenti. Contoh akar yang
kerap dijadikan simplisia adalah Ginseng.
3. Kayu (Lugnum)
Kayu yang biasa digunakan sebagai simplisia
merupakan kayu tanpa kulit. Pemotongan kayu biasanya dilakukan miring
sehinggak permukaan menjadi lebar. Kadangkala berupa serutan kayu.
4. Kulit Kayu (Cortex)
Kulit kayu merupakan bagian terluar dari batang pada tanaman.
5. Biji (Semen)
Biji biasanya dikumpulkan dari buah yang masak.
6. Buah (fructus)
Buah untuk simplisia biasanya dikumpulkan setelah masak.
7. Bunga (flos)
Bunga yang digunakan sebagai simplisia dapat berupa bunga tunggal atau majemuk.
8. Daun (folium)
Bisa dikatakan, daun adalah jenis simplisia yang paling
sering digunakan dalam pembuatan herbal. simplisia tersebut bisa derupa
daun segar atau kering dan dapat berupa pucuk daun seperti teh atau daun
tua seperti daun salam.
9. Herba (herba)
Herba merupakan seluruh bagian dari tanaman obat
mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah yang berasal dari tanaman
jenis terna yangbersifat herbaceus. Contohnya , Pegagan.
2.2 Acorus Calamus
Definisi:
Apa itu Acorus Calamus? Acorus calamus atau dringo adalah tumbuhan
tahunan yang digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai campuran
berbagai minuman keras, dan juga untuk bahan insektisida.
Nama ilmiahnya Acorus calamus L. Merupakan salah satu jenis Araceae.
Di Indonesia Dringo dikenal dalam bermacam-macam nama daerah, misalnya
deringo, dlingo, jariangau dan lain-lain. Berasal dari sekitar laut
hitam, laut Kaspia dan India.
Dringo merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 0,5 m. Daunnya
bertulang sejajar, panjangnya antara 1 – 1,5 cm, dengan tulang daun di
bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip, menyebarkan bau yang
sangat harum.
Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3 – 4,5 cm,
tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20 – 25 cm. Bunganya kecil-kecil,
warnanya kuning kehijaunan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah
buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga
itu jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna
merah jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih.
Cara Menanam:
Dringo tumbuh subur pada ketinggian antara 275 – 2050 meter di atas
permukaan laut. Lebih menyukai tempat-tempat yang becek dan berair
seperti, di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa dan di pinggir sungai.
Ditanam dengan menggunakan pecahan rumpunnya atau dengan potongan
rimpangnya. Dapat juga Dringo ditanam dengan menggunakan bijinya, tetapi
biji itu sendiri jarang dihasilkan.
Identifikasi:
Nama Simplisia : Calami Rhizoma
Nama lain : Dringo, Jaringau,Calamus, Sweetflag
Nama tanaman asal : Acorus calamus
Keluarga : Araceae
Zat berkhasiat utama/ isi : Minyak atsiri
mengandung egenol, asaron, asaril aldehida. Zat pahit akorin, zat
penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari
2,5% v/b.
Penggunaan : Bahan pewangi, karminativa, insektisida, demam nifas.
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.
Bagian yang digunakan : Akar tinggal
Waktu panen :
Dikumpulkan waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua bagian
tanaman lain, tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman
berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya
berkurang, dan lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup.
2.3 Membuat Simplisia
Proses pembuatan simplisia terdiri atas:
Pengumpulan Bahan Baku
Tahapan ini sangat menentukan kualitas bahan baku, dimana faktor yang paling berperan adalah masa panen.
Sortasi Basah
Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih
segar, dilakukan terhadap : tanah dan kerikil, rumput-rumputan, bahan
tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, serta
bagian tanaman yang rusak( dimakan ulat).
Pencucian
Bertujuan untuk membersihkan kotoran yang melekat pada tanaman,
terutama yang berasal dari dalam tanah (akar, umbi, rimpang, dsb), dan
yang tercemar oleh pestisida.
Pengubahan Bentuk
Bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan bahan baku sehingga
proses pengeringan akan berlangsung cepat. Contoh perlakuan untuk
pengubahan bentuk: Perajangan pada rimpang, daun dan herba.
Pengeringan
Mengurangi kandungan air sampai kadar kurang lebih 10 %, proses pengeringan simplisia bertujuan untuk :
a) Mengurangi kadar air, sehingga simplisia tidak mudah dikonaminasi oleh fungi/jamur dan bakteri
b) Menghentikan aktivitas/kerja enzim
c) Mengurangi/mencegah perubahan kimia kandungan yang berkhasiat
Sortasi Kering
Merupakan pemilihan bahan setelah proses pengeringan, dimana
bahan-bahan yang rusak( terlalu gosong, terlindas kendaraan) dan kotoran
hewan yang mungkin terdapat didalamnya harus disortasi/dibuang.
Pengepakan dan Penyimpanan
Pengepakan dilakukan dalam wadah tersendiri tiap-tiap simplisia dengan identitas (label) dan disimpan dengan baik. Persyaratan wadah yang digunakan :
inert, tidak beracun, mampu melindungi simplisia dari cemaran,
penguapan kandungan aktif, pengaruh cahaya, oksigen dan uap air. Wadah simplisia umumnya dipakai :
karung goni, plastik, peti kayu, karton, kaleng tahan air, dan
alumunium. Bahan cair menggunakan botol kaca, atau guci porselen. Bahan
beraroma menggunakan peti kayu yang dilapisi timah atau kertas timah.
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan. Simplisia di bagi menjadi 3, yakni
simplisia Nabati, Hewani, dan Mineral.
Acorus calamus atau dringo adalah tumbuhan tahunan yang digunakan
sebagai obat tradisional dan sebagai campuran berbagai minuman keras,
dan juga untuk bahan insektisida.
Dringo merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 0,5 m. Daunnya
bertulang sejajar, panjangnya antara 1 – 1,5 cm, dengan tulang daun di
bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip, menyebarkan bau yang
sangat harum.
Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3 – 4,5 cm,
tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20 – 25 cm. Bunganya kecil-kecil,
warnanya kuning kehijaunan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah
buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga
itu jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna
merah jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih.
Dringo tumbuh subur pada ketinggian antara 275 – 2050 meter di atas
permukaan laut. Lebih menyukai tempat-tempat yang becek dan berair
seperti, di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa dan di pinggir sungai.
Ditanam dengan menggunakan pecahan rumpunnya atau dengan potongan
rimpangnya. Dapat juga Dringo ditanam dengan menggunakan bijinya, tetapi
biji itu sendiri jarang dihasilkan.
Proses pembuatan simplisia Calami Rhizoma terdiri atas pengumpulan
bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan,
sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan
3.2 Saran
Jika anda memiliki masalah dengan bahan pewangi,hama,demam,dan masuk
angin. Anda dapat memakai rimpang Dringo untuk digunakan bahan pewangi,
insektisida, demam nifas, dan karminativa. Karena Dringo mengandung
minyak atsiri yang mengandung egenol, asaron, as aril, dan aldehida, Zat
pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri
tidak kurang dari 2,5% v/b
No comments:
Post a Comment