Thursday, 15 October 2015

Calami Rhizoma

 Calami Rhizoma

 

1.1   Latar Belakang

Pemanfaatan tanaman obat sebagai obat tradisional merupakan suatau produk pelayanan kesehatan yang strategis karena berdampak positif terhadap tingkat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Tanaman obat dapat memberikan nilai tambah apabila diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis produk. Tanaman obat tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti simplisia (rajangan), serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, instan, sirup, permen, kapsul maupun tablet.

Simplisia merupakan bahan alami yang digunakan sebagi bahan baku obat yang mengalami pengolahan atau baru dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan. Permintaan bahanbaku simplisia sebagai bahan baku obat-obatan semakin meningkat dengan bertambahnya industri jamu. Selain itu, efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit lebih kecil dibandingkan obat sintetis.

Proses pembuatan simplisia diperlukan beberapa tahapan yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencuciab, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan. Agar simplisia memiliki mutu dan ketahanan kualitas yang baik, selain proses pengumpulan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan dan sortasi kering, juga perlu diperhatikan proses pengepakan dan penyimpanan karena sangat berpengaruh pada kandungan kadar zat aktif dalam simplisia.

Dringo (Acorus calamus L), nama tumbuhan ini mungkin jarang kita dengar. Tapi, sebetulnya bentuk tanaman ini tidak seasing namanya. Jika kita perhatikan dengan seksama, hampir dapat dipastikan orang akan langsung mengenalnya sebagai tanaman yang sering terdapat di halaman rumah atau di lingkungan sekitar, karena sering digunakan sebagai tanaman obat.

Dringo biasanya digunakan sebagai bahan pewangi, insektisida, karminativa (Mengeluarkan angin dari dalam tubuh, dan demam nifas.  Adanya informasi secara tradisional dari masyarakat yang telah lama memanfaatkan Dringo sebagai salah satu tanaman obat mendorong kami untuk mengolah Dringo tersebut menjadi simplisia yang berkhasiat serta mengidentifikasi kandungan  zat apa yang terdapat dalam simplisia Dringo atau disebut Calamus Rhizoma tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat dikemudian hari.

1.2   Rumusan Masalah

Ada pun yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini, antara lain:

  1. Apakah yang dimaksud dengan Simplisia?

  2. Apakah Acorus Calamus itu dan apa manfaatnya?

  3. Bagaimana cara membuat simplisia Calami Rhizoma/Dringo?

1.3   Tujuan

Ada pun tujuan pembuatan makalah ini, antara lain:

  1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan simplisia.

  2. Untuk mengetahui Acorus Calamus dan pemanfaatannya.

  3. Untuk mengetahui cara pembuatan simplisia Calami Rhizoma/Dringo.

1.4   Manfaat

Ada pun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini, antara lain:

  1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan simplisia.

  2. Dapat mengetahui Acorus Calamus dan manfaatnya.

  3. Dapat mengetahui cara pembuatan simplisia Calami Rhizoma/Dringo.

BAB II
Pembahasan

2.1 Simplisia

Sebelum kita mengetahui apa itu Acorus Calamus ada baiknya kita mengetahui, Apakah simplisia itu? Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia di bagi menjadi 3, yakni simplisia Nabati, Hewani, dan Mineral. Ada pun macam-macam simplisia, antara lain:

  1. 1.      Rimpang (rhizome)

Rimpang merupakan batanf dan daun yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang, dan tumbuh tunas yang muncul ke atas tanah dan menjadi tumbuhan baru. Kunyit dan Jahe merupakan salah satu contoh jenis rimpang yang biasa dijadikan simplisia.

  1. 2.      Akar (radix)

            Akar merupakan bagian tumbuhan yang biasanya terdapat dalam tanah. Tugas akar selain memperkuat tegaknya tumbuhan, menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kadang-kadang juga sebagai tempat menimbun makanan. Menurut bentuknya, dibedakan 2 macam akar yaitu akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang hanya terdapat pada tumbuhan yang ditanam dari biji. Akar untuk simplisia bisa dari tanaman rumput, perdu, atau tanaman berkayu keras. simplisia akar dikumpulkan ketika proses pertumbuhannya terhenti. Contoh akar yang kerap dijadikan simplisia adalah Ginseng.

  1. 3.      Kayu (Lugnum)

            Kayu yang biasa digunakan sebagai simplisia merupakan kayu tanpa kulit. Pemotongan kayu biasanya dilakukan miring sehinggak permukaan menjadi lebar. Kadangkala berupa serutan kayu.

  1. 4.      Kulit Kayu (Cortex)

            Kulit kayu merupakan bagian terluar dari batang pada tanaman.

  1. 5.      Biji (Semen)

      Biji biasanya dikumpulkan dari buah yang masak.

  1. 6.      Buah (fructus)

      Buah untuk simplisia biasanya dikumpulkan setelah masak.

  1. 7.      Bunga (flos)

Bunga yang digunakan sebagai simplisia dapat berupa bunga tunggal atau majemuk.

  1. 8.      Daun (folium)

      Bisa dikatakan, daun adalah jenis simplisia yang paling sering digunakan dalam pembuatan herbal. simplisia tersebut bisa derupa daun segar atau kering dan dapat berupa pucuk daun seperti teh atau daun tua seperti daun salam.

  1. 9.      Herba (herba)

            Herba merupakan seluruh bagian dari tanaman obat mulai dari akar, batang, daun, bunga, dan buah yang berasal dari tanaman jenis terna yangbersifat herbaceus. Contohnya , Pegagan.

2.2 Acorus Calamus

Definisi:

Apa itu Acorus Calamus? Acorus calamus atau dringo adalah tumbuhan tahunan yang digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai campuran berbagai minuman keras, dan juga untuk bahan insektisida.

Nama ilmiahnya Acorus calamus L. Merupakan salah satu jenis Araceae. Di Indonesia Dringo dikenal dalam bermacam-macam nama daerah, misalnya deringo, dlingo, jariangau dan lain-lain. Berasal dari sekitar laut hitam, laut Kaspia dan India.

Dringo merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 0,5 m. Daunnya bertulang sejajar, panjangnya antara 1 – 1,5 cm, dengan tulang daun di bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip, menyebarkan bau yang sangat harum.

Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3 – 4,5 cm, tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20 – 25 cm. Bunganya kecil-kecil, warnanya kuning kehijaunan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga itu jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna merah jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih.

  Cara Menanam:

Dringo tumbuh subur pada ketinggian antara 275 – 2050 meter di atas permukaan laut. Lebih menyukai tempat-tempat yang becek dan berair seperti, di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa dan di pinggir sungai.

Ditanam dengan menggunakan pecahan rumpunnya atau dengan potongan rimpangnya. Dapat juga Dringo ditanam dengan menggunakan bijinya, tetapi biji itu sendiri jarang dihasilkan.

          Identifikasi:

Nama Simplisia                   :  Calami Rhizoma

Nama lain                            : Dringo, Jaringau,Calamus, Sweetflag

Nama tanaman asal           : Acorus calamus

Keluarga                             : Araceae

Zat berkhasiat utama/ isi   : Minyak atsiri mengandung egenol, asaron, asaril aldehida. Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5% v/b.

Penggunaan                        : Bahan pewangi, karminativa, insektisida, demam nifas.

Pemerian                             : Bau khas aromatik, rasa pahit, agak pedas.

Bagian yang digunakan     : Akar tinggal

Waktu panen                      :

Dikumpulkan waktu daun mulai kering, dibersihkan dari semua bagian tanaman lain, tetapi tidak dikupas, biasanya diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan lebih dari 1 tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.

Penyimpanan                      : Dalam wadah tertutup.

2.3 Membuat Simplisia

          Proses pembuatan simplisia terdiri atas:

  1. Pengumpulan Bahan Baku

Tahapan ini sangat menentukan kualitas bahan baku, dimana faktor yang paling berperan adalah masa panen.

  1. Sortasi Basah

Sortasi basah adalah pemilahan hasil panen ketika tanaman masih segar, dilakukan terhadap : tanah dan kerikil, rumput-rumputan, bahan tanaman lain atau bagian lain dari tanaman yang tidak digunakan, serta bagian tanaman yang rusak( dimakan ulat).

  1. Pencucian

Bertujuan untuk membersihkan kotoran yang melekat pada tanaman, terutama yang berasal dari dalam tanah (akar, umbi, rimpang, dsb), dan yang tercemar oleh pestisida.

  1. Pengubahan Bentuk

Bertujuan untuk meningkatkan luas permukaan bahan baku sehingga proses pengeringan akan berlangsung cepat. Contoh perlakuan untuk pengubahan bentuk: Perajangan pada rimpang, daun dan herba.

  1. Pengeringan

Mengurangi kandungan air sampai kadar kurang lebih 10 %, proses pengeringan simplisia bertujuan untuk :

a)     Mengurangi kadar air, sehingga simplisia tidak mudah dikonaminasi oleh fungi/jamur dan bakteri

b)     Menghentikan aktivitas/kerja enzim

c)      Mengurangi/mencegah perubahan kimia kandungan yang berkhasiat

  1. Sortasi Kering

Merupakan pemilihan bahan setelah proses pengeringan, dimana bahan-bahan yang rusak( terlalu gosong, terlindas kendaraan) dan kotoran hewan yang mungkin terdapat didalamnya harus disortasi/dibuang.

  1. Pengepakan dan Penyimpanan

Pengepakan dilakukan dalam wadah tersendiri tiap-tiap simplisia dengan identitas (label) dan disimpan dengan baik. Persyaratan wadah yang digunakan : inert, tidak beracun, mampu melindungi simplisia dari cemaran, penguapan kandungan aktif, pengaruh cahaya, oksigen dan uap air. Wadah simplisia umumnya dipakai : karung goni, plastik, peti kayu, karton, kaleng tahan air, dan alumunium. Bahan cair menggunakan botol kaca, atau guci porselen. Bahan beraroma menggunakan peti kayu yang dilapisi timah atau kertas timah.

BAB III
Penutup

3.1            Kesimpulan

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia di bagi menjadi 3, yakni simplisia Nabati, Hewani, dan Mineral.

Acorus calamus atau dringo adalah tumbuhan tahunan yang digunakan sebagai obat tradisional dan sebagai campuran berbagai minuman keras, dan juga untuk bahan insektisida.

Dringo merupakan tanaman tahunan, tingginya mencapai 0,5 m. Daunnya bertulang sejajar, panjangnya antara 1 – 1,5 cm, dengan tulang daun di bagian tengahnya yang kuat, ujung daun lancip, menyebarkan bau yang sangat harum.

Bunganya tersusun dalam tongkol yang panjangnya antara 3 – 4,5 cm, tangkai bunga itu sendiri panjangnya 20 – 25 cm. Bunganya kecil-kecil, warnanya kuning kehijaunan, baunya sangat harum. Buahnya merupakan buah buni, bentuknya seperti gasing yang berlendir. Apabila telah masak bunga itu jatuh ke atas tanah. Akarnya kuat, mempunyai rimpang yang berwarna merah jambu dengan bagian dalamnya berwarna putih.

Dringo tumbuh subur pada ketinggian antara 275 – 2050 meter di atas permukaan laut. Lebih menyukai tempat-tempat yang becek dan berair seperti, di tepi-tepi parit, tepi kolam, di rawa dan di pinggir sungai.

Ditanam dengan menggunakan pecahan rumpunnya atau dengan potongan rimpangnya. Dapat juga Dringo ditanam dengan menggunakan bijinya, tetapi biji itu sendiri jarang dihasilkan.

Proses pembuatan simplisia Calami Rhizoma terdiri atas pengumpulan bahan baku, sortasi basah, pencucian, pengubahan bentuk, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan

3.2            Saran

Jika anda memiliki masalah dengan bahan pewangi,hama,demam,dan masuk angin. Anda dapat memakai rimpang Dringo untuk digunakan bahan pewangi, insektisida, demam nifas, dan karminativa. Karena Dringo mengandung minyak atsiri yang mengandung egenol, asaron, as aril, dan aldehida, Zat pahit akorin, zat penyamak, pati, akoretin, tannin. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 2,5% v/b

No comments:

Post a Comment